TIM ROBOTIK UMM KEMBALI RAIH GELAR BERGENGSI PADA KRI 2022

Selasa, 12 Juli 2022 01:27 WIB   FAKULTAS TEKNIK

Malang, (4/7) Fakultas Teknik melalui Tim LSO Robotik UMM berhasil meraih medali di ajang bergengsi. Kali ini, Tim Robotik UMM meraihnya pada gelaran kompetisi tahunan Puspresnas, yaitu KRI (Kontes Robot Indonesia) tahun 2022. KRI merupakan sebuah ajang yang mewadahi calon Engineer untuk berkarya dan berinovasi di bidang robotik dan mekatronik. kegiatan ini berfokus pada kompetisi rancang bangun dan rekayasa dalam bidang robotika yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Adapun kategori lomba yang diselenggarakan meliputi Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot SAR Indonesia (KRSRI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI), Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), dan Kontes Robot Tematik Indonesia (KRTMI).

Pada gelaran KRI 2022, tim robotik Teknik Elektro UMM hanya mengikuti tiga divisi saja, yaitu divisi KRSRI, KRSBI Beroda, dan KRTMI. Divisi KRSRI tingkat Wilayah II diikuti 52 Perguruan Tinggi (PT), KRSBI Beroda 26 PT, dan KRTMI 29 PT. Pada divisi KRSRI tingkat Wilayah II, tim robot Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil meraih juara dua, sedangkan juara satu, tiga, dan harapan diraih oleh Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dan Universitas Negeri Yogyakarta (UMY). Sedangkan untuk divisi KRSBI Beroda dan KRTMI, tim robot UMM menempati peringkat 9 dan 15.

Tim Robot divisi KRSRI yang diberi nama DOME memang sudah menjadi langganan juara di tingkat Nasional. Pada helatan tahun lalu, DOME meraih juara 1. Prestasi ini tegolong sangat baik mengingat pembaharuan model lomba yang terus terjadi tiap tahunnya. Pembimbing tim Robotik UMM, Khusnul Hidayat, menjelaskan bahwa pengerjaan robot yang singkat serta akurasi deteksi korban yang masih lemah merupakan hambatan tersendiri untuk dipecahkan DOME pada KRI tahun ini. "Tim robot akan melakukan beberapa perbaikan untuk dapat mempertahankan gelar, yaitu mengganti sensor pendeteksi korban yang lebih akurat dan andal sehingga robot bisa selalu menyelamatkan korban ke safety-zone. Strategi berikutnya adalah meningkatkan kecepatan robot, yang mana kecepatan robot saat Kontes Tingkat Wilayah hanya menggunakan 25% saja dari kecepatan maksimalnya," imbuhnya.

Shared: