Event Ramadhan in Campus : Dialog ramadhan di Lingkungan Fakultas Teknik

Sabtu, 21 Agustus 2010 11:18 WIB   FAKULTAS TEKNIK

Ramadhan adalah bulan yang ditunggu-tunggu umat islam. Pada bulan ini, segala rahmat, berkah dan karunia terbuka sangat lebar untuk umat manusia yang beribadah. Dengan datangnya bulan ini manusia diwajibkan untuk melakukan puasa selama tiga puluh hari lamanya. Puasa ini tidak lain ditujukan semata-mata agar manusia dapat kembali fitrah dan mengendalikan tindak tanduk serta memperbaiki amalan selama setahun telah menjalani hidup.

Suasana tersebut juga sangat terasa di Universitas Muhammadiyah Malang. Ramadhan tahun 1430 H ini, Universitas Muhammadiyah Malang selalu memberikan program-program islami yang menuntut untuk segala warga dan civitas akademik juga terlibat didalamnya. Acara yang dikemas dalam “ramadhan in campus” ini memberikan poin-poin acara yang diantaranya adalah dialog ramadhani di lingkungan fakultas. Dengan berbekal nara sumber yang telah disediakan oleh Universitas, kegiatan dialog ramadhani ini secara bergilir diadakan di tiap-tiap fakultas.

Pada tanggal 16 Agustus yang juga bertepatan pada hari ke-6 puasa Fakultas Teknik Mendapatkan giliran untuk dialog ramadhani tersebut. Bertempat di ruang sidang Fakultas Teknik, acara yang diwakilkan oleh Drs.H. Wakhidi dan pemateri Abdul Muhib membawa tema “menjadikan hidup lebih bermakna” Harapan harapan diutarakan oleh Drs.H.Wakhidi dalam mengawali dialog ramadhani ini bahwasannya manusia terus dihadapkan oleh waktu yang tidak bisa diulang kembali, oleh karena itu ada beberapa kriteria manusia. Yang pertama adalah manusia yang celaka, dijelaskan jika hari ini lebih buruk dari pada hari kemarin. Kemudian manusia yang merugi apabila hari ini sama dengan hari yang kemarin. Dan yang terakhir adalah manusia yang beruntung dengan kemulian, jika hari ini lebih baik dari pada hari kemarin.

“Untuk menjadikan hidup lebih indah, beberapa hal telah diabaikan sehingga kehidupan dunia adalah prioritas yang paling penting dari pada akhirat yang notabenya adalah kehidupan yang abadi setelah kematian” Jelas pengisi materi yang juga mantan pejuang muhammadiyah.

Menurut H. Abdul Muhib, ada tujuh alasan manusia melupakan akhiratnya. Diantaranya adalah gambaran-gambaran tentang kehidupan yang dijadikan indah. Manusia, ungkapnya, satu satunya makhluk hidup yang hidup di empat alam yakni arwah, dunia, kubur dan akhirat. Sehingga segala sesuat tentang dunia saat ini adalah sifatnya sementara dan tidak akan kekal.

H. Abdul juga menjelaskan tentang orang orang yang nantinya selalu dalam lindungan Allah. Diantara orang-orang tersebut, pemimpin yang adil adalah tipe orang yang terlebih dahulu diselamatkan oleh Allah. Kemudian diikuti oleh remaja-remaja yang menghabiskan masa remaja di masjid. Jika melewatkan masa remaja tersebut, manusia juga masih mempunyai kesempatan tatkala diantara mereka yang mukhrim saling berkasih-kasih di jalan Allah. Di teruskan oleh H. Abdul bahwa remaja yang selalu memikirkan kemakmuran masjid juga merupakan kriteria yang dilindungi Allah.

Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan dialog interaktif. Beberapa pertanyaan mengalir dari dosen-dosen FT. Pertanyaan pertama dari Ir Nur Subhekki. Ditanyakannya tentang fenomena ghaib yang ada saat ini dan dibandingkan dengan firman-firman Allah. Dicontohkannya seorang wanita yang mati suri dan menemui beberapa makhluk ghaib yang mengaku ghaib. Dan dijawab oleh pemateri, bahwasannya itu adalah jelmaan jin. Tugas malaikat jelas, dan malaikat adalah makhluk yang paling patuh akan perintah Allah. Saat isra’il diperintahkan untuk mencabut nyawa maka tidak ada suatu pun kesalahan datang. Karena malaikat adalah makhluk yang tidak pernah lalai.
Shared: