Kuliah Tamu Teknik Sipil Hadirkan Guru Besar Bidang Konstruksi

Senin, 05 Desember 2011 13:07 WIB   FAKULTAS TEKNIK

Prof. Dr. Ir. Sri Murni Dewi, M.S, dalam seminarnya.

Malang (30/09/11)- Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang, menyelenggarakan kuliah tamu dengan tema “Teknologi Struktur Beton Tahan Gempa”  untuk seluruh mahasiswa dan dosenFakultas Teknik Sipil.  Acara berlangsung di Basement UMM Dome dengan menghadirkan Guru Besar FT UB di bidang konstruksi, Prof. Dr. Ir. Sri Murni Dewi, M.S.
Dalam sambutannya Dekan Fakultas Teknik, Ir. Sudarman, MT mengatakan kegiatan seperti ini memang sengaja dilakukan setiap tahun ajaran baru guna memberikan wawasan dan pengetahuan lebih kepada seluruh mahasiswa dan dosen teknik sipil.  Kegiatan kuliah tamu diselenggarakan baik dari praktisi, akademisi dan konsultan di bidang engineering. Beliau berharap dengan adanya kuliah tamu ini mahasiswa bisa menyerap ilmunya untuk masa depannya dan untuk yang akan datang  karena tanggung jawab membangun sebuah keilmuan di bidang konstruksi ada di tangan mahasiswa – mahasiswa  teknik sipil tegasnya.
Prof. Dr. Ir. Sri Murni Dewi, M.S dalam seminarnya mengatakan bambu merupakan konstruksi untuk rakyat. Bambu memberikan gagasan untuk dapat dimanfaatkan potensinya  sebagai bahan konstruksi dengan teknologiyang tepat guna. Jadi solusi untuk mengatasi permasalahan pasca bencana yang diperlukan  pertama kali adalah konstruksi bangunan siap pasang guna mempercepat pembangunan perumahan rakyat pasca bencana agar mereka tidak perlu lama berada ditenda darurat.
Guna memaksimalkan kekuatan bambu lekat dengan beton berarti kita harus dapat menutupi kelemahan yang selama ini  ada  pada bambu komposit yaitu kelekatan bambu dan beton. Diketahui bambu merupakan bahan yang mudah menyerap air, termasuk air yang terdapat pada adukan beton basah. Akibat penyerapan inibambu akan mengembang dan ketika air pada bambu menguap maka bambu menyusut dan meninggalkan rongga diantaranya.
Bambu bisa di gunakan untuk turap komposit untuk mengatasi longsor, rangka bresing untuk tembok bata baik di gunakan untuk tembok bata lama atau baru serta untuk rumah-rumah yang retak pasca gempa tidak perlu di robohkan cukup di tegakkan kembali dan di perkuat dengan bresing bambu serta rangka atap bambu untuk komposit.
Di akhir seminarnya Prof. Dr. Ir. Sri Murni Dewi, M.S yang juga pernah menjadi konsultan konstruksi  di Jakarta mengatakan akan ada sebuah peluang atau terciptanya usaha baru di bidang bambu nanti apabila konstruksi bambu sudah populer di Indonesia.  Ia berpesan bahwa seandainya nanti membuat kebun bambu, bambu paling ideal atau paling kuat umur 4-5 tahun dan kalau  umur bambu sudah tujuh tahun bambu sudah tidak kuat lagi.  Lebih lanjut Sri Murni Dewi ini berharap mahasiswa dan dosen bisa melakukan inovasi  - inovasi dan penelitian di bidang konstruksi baik jalan, rumah dan jembatan serta dalam kegiatan pengabdian masyarakat. (fnd/tts)
 

Shared: