Surya Team Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuktikan kegigihannya dengan tampil gemilang di sejumlah kategori Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) dan Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) di Politeknik Negeri Jakarta 7-10 November 2019. Meski tidak lolos sebagai juara umum, UMM mendapat banyak raihan di KJI, yakni Juara 2 Nasional Jembatan Model Cable Stayed, Juara 2 Nasional Jembatan Model Plengkung, dan Juara Harapan 1 Nasional Jembatan Baja Bersekala.
Tak sampai di situ, Surya Team di KJI juga juara di katagori Terkokoh, juara katagori Terimplementatif, dan juara di katagori K3 Terlengkap. Keempat tim yakni Gajendra, Maheswara Team, Great Apollo, dan Dandelion Diamond yang proposalnya berhasil lolos bersaing dengan 50 proposal lainnya. Sepuluh finalis telah presentasi proposalnya di Jakarta. UMM satu-satunya kampus swasta yang berhasil lolos dan bersanding dengan perguruan tinggi negeri seperti ITS, ITB, UB, Polban, UI dan PTN lainnya.
Di kategori Jembatan Pelengkung yang diwakili Maheswara Team dengan nama jembatan Kar Jaged Bridge mendapat dua gelar sekaligus, yakni Juara 2 dan Juara Kategori Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) Terlengkap. Sedangkan di Ketegori Jembatan Cable Stayed yang diwakili Great Apollo dengan nama jembatan Tektona Bridge mendapat tiga capaian sekaligus, yakni Juara 2 Nasional, juara Kategori Jembatan Terkokoh, dan Juara Kategori Kesesuaian Implementasi terhadap Desain.
Yang menarik yakni Sapeh Kerrap Bridge, Jembatan yang mendapat Juara Harapan 1 di kategori Rangka Baja Jalan Raya Berskala ini terinspirasi dari budaya lokal Madura, “Karapan Sapi”. Bentuk dudukan rider diimplementasikan pada bentuk railing. Bentuk tanduk sapi diimplementasikan pada bentuk tiang lampu jalan. Selain kokoh dengan lendutan < 2 MM, jembatan ini juga ringan dengan berat struktur < 150 KG. Jembatan ini sangat inovatif karena ramah lingkungan dan pendistribusian beban yang efisien.
Novan Surya Adityawan ketua umum Surya Team UMM dalam keterangannya menjelaskan, meski tidak beruntung di KBGI, ia mengaku sangat puas dengan raihan timnya. “Mau juara atau nggak, yang penting kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Kami tidak menyesal, meski tidak juara sekalipun. Akan kami perbaiki di ajang berikutnya. Terutama meningkatkan pemahaman terkait TOR,” katanya saat dihubungi via telepon dalam perjalanan dari Jakarta kembali bertolak ke Malang, Senin (11/11).
Di tahun 2014, UMM merupakan tuan rumah penyelenggaraan KJI yang ke-10 dan KBGI yang ke-6. Sejak pertama kali diselenggarakan, keduanya selalu diadakan di kampus negeri. Sementara, dalam KBGI di Universitas Kristen Maranatha, Bandung, November 2015, UMM berhasil menggondol Juara Umum, menggeser dominasi juara bertahan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan tim andalan tuan rumah, memperebutkan Piala Reka Cipta Griya Indonesia itu berjalan sangat kompetitif. (can)